Friday, January 29, 2016

Pen(untut) Cinta

Apa yang kau keluhkan? Menurutmu dia melalaikanmu, tetapi sudahkan kau melaksanakan kewajibanmu? Menurutmu dia menzalimimu. Pernahkah kau menyadari kezalimanmu padanya?
Kau hanya bisa mengkritiknya, yang menurutmu menyakiti hatimu dengan tingkahnya. Tidakkah kau tau, kata-katamu selalu tajam menusuk hatinya?
Kau menuntutnya agar berubah. Tetapi kau lupa bahwa seringnya dirimu melakukan kesalahan dan meminta maaf padanya lalu dia memaafkanmu tanpa menuntutmu berubah.
Kau bilang cintamu padanya luas dan kau akan mengorbankan apa saja untuknya, tetapi ternyata kau tak lebih dari seorang penuntut cinta. Hanya karena kau memberi cinta lalu kau menuntut cinta. Cinta bagimu materi, dan harus dibalas pula dengan materi. Kau tak menghargai doa-doa panjangnya untuk keberhasilanmu. Kau menganggap itu bukan cinta karena tak tampak oleh matamu.
Apakah selama ini kau sedang mencintainya? Ataukah kau sedang bertransaksi dengannya? Seperti pembeli beras dan pedagang beras. Pembeli beras memberikan uang dan penjual beras mengantinya dengan beras, jika beras tidak diberikan maka pembeli akan menuntutnya. Begitulah caramu. Transaksi yang kau anggap cinta.
Belajarlah dari Sang Maha Pencinta, Maha Penyayang dan Maha Pengasih. Pernahkah Dia memutuskan rahmat-Nya kepada pelanggar aturan-Nya? Kasih dan Sayang-Nya meliputi seluruh alam bahkan bagi pengingkar-Nya. Tidakkah kau seharusnya seperti itu jika kau mencintainya. Beri dan hanya memberi, tanpa mengharap pamrih. Kebahagiaan seorang pencinta ada pada memberi. Karena cinta adalah verba aktif maka seorang pencinta haruslah menjadi pelaku aktif atau subjek bukan objek yang menuntut.
Cintailah dan cintailah semaksimal mungkin. Karena mencintai adalah perintah Tuhanmu. Berkorban dan berkorbanlah tanpa mengeluh. Pamrih apa lagi yang kau harapkan, jika Cinta dari Sang Maha Pencinta telah mencukupimu?