Apa yang kau keluhkan? Menurutmu
dia melalaikanmu, tetapi sudahkan kau melaksanakan kewajibanmu? Menurutmu dia
menzalimimu. Pernahkah kau menyadari kezalimanmu padanya?
Kau hanya bisa mengkritiknya, yang
menurutmu menyakiti hatimu dengan tingkahnya. Tidakkah kau tau, kata-katamu
selalu tajam menusuk hatinya?
Kau menuntutnya agar berubah.
Tetapi kau lupa bahwa seringnya dirimu melakukan kesalahan dan meminta maaf
padanya lalu dia memaafkanmu tanpa menuntutmu berubah.
Kau bilang cintamu padanya luas dan
kau akan mengorbankan apa saja untuknya, tetapi ternyata kau tak lebih dari
seorang penuntut cinta. Hanya karena kau memberi cinta lalu kau menuntut cinta.
Cinta bagimu materi, dan harus dibalas pula dengan materi. Kau tak menghargai
doa-doa panjangnya untuk keberhasilanmu. Kau menganggap itu bukan cinta karena tak
tampak oleh matamu.
Apakah selama ini kau sedang
mencintainya? Ataukah kau sedang bertransaksi dengannya? Seperti pembeli beras
dan pedagang beras. Pembeli beras memberikan uang dan penjual beras mengantinya
dengan beras, jika beras tidak diberikan maka pembeli akan menuntutnya.
Begitulah caramu. Transaksi yang kau anggap cinta.
Belajarlah dari Sang Maha Pencinta,
Maha Penyayang dan Maha Pengasih. Pernahkah Dia memutuskan rahmat-Nya kepada
pelanggar aturan-Nya? Kasih dan Sayang-Nya meliputi seluruh alam bahkan bagi
pengingkar-Nya. Tidakkah kau seharusnya seperti itu jika kau mencintainya. Beri
dan hanya memberi, tanpa mengharap pamrih. Kebahagiaan seorang pencinta ada
pada memberi. Karena cinta adalah verba aktif maka seorang pencinta haruslah menjadi
pelaku aktif atau subjek bukan objek yang menuntut.
Cintailah dan cintailah semaksimal
mungkin. Karena mencintai adalah perintah Tuhanmu. Berkorban dan berkorbanlah
tanpa mengeluh. Pamrih apa lagi yang kau harapkan, jika Cinta dari Sang Maha
Pencinta telah mencukupimu?